Senin, 19 Januari 2015

Story Abot Pencil

Pensil. Masih ingatkah anda dengan benda satu ini? Pensil sebuah alat yang mengiringi langkah pembelajaran kita membuat coretan, bentuk visual, merangkainya menjadi gambar bermakna dan menata huruf menjadi simbol teratur yang bernama tulisan. Di usia awal sekolah dasar, pensil adalah teman sehari-hari. Bahkan orang tua mentabukan anak seusia itu menggunakan Pulpen. Mengapa? Kalau salah, pulpen tak bisa/sulit dihapus.
Berbekal pada keyakinan tak takut salah, mulailah kita belajar simbol-simbol, memaknainya dan kemudian menggunakannya. Ada banyak eksperimen dan kegagalan menyertai, tak pernah surut ide-ide besar yang dibuat kita rajut. Dibentuk dalam timeline hidup hingga saat ini.
Saat ini kita dihadapkan pada pesatnya perkembangan teknologi secara Revolusioner, dari perangkat 'manual' menjadi 'digital' Landscape interaksi antar personal berubah secara cepat, kita berpacu untuk terus beradaptasi atau bahkan meng-inisiasi dan menggenggam perubahan secara aktif.

Bagian yang terpenting dari pensil terletak pada bagian isinya. Yaitu batangan grafit untuk menulis.
Maknanya, Penampilan adalah faktor pendukung saja, tapi isi menjafi kualitas sebenarnya.
Apabila digunakan terus menerus, pensil akan mengalami penumpulan, maka pensil akan diraut, dikikir dan ditajamkan. Ini adalah proses yang menyakitkan tapi itu adalah satu-satunya cara agar pensil bisa tajam kembali dan layak digunakan.
Maknanya, Kadang beberapa hal  membuat kita 'menumpul' dan beberapa permasalahan datang menerpa kehidupan kita tapi percayalah, bahwa semua masalah yang kita hadapi akan membuat kita menjadi lebih 'tajam' dan layak disisi-Nya.
 Pensil tidak bekerja sendirian, ia akan bertemu dengan alat lainnya.
Maknanya, Kita tak hidup sendiri, banyak orang lain yang hadir disekitar. Ada yang menghapus kesedihan, ada yang meluruskan saat salah arah. Bahkan ada yang mau memperbaiki kehidupan kita.
Bekerjasama dan menghargai adalah sebuah kebutuhan.

Faktanya, Suatu saat peneliti dan astronot NASA melakukan penelitian besar-besaran hanya untuk menciptakan sebuah alat tulis yang bisa digunakan di luar angkasa, kenapa pena biasa tidak bisa? Karena tinta pada pena membutuhkan gravitasi untuk bisa digunakan. Ketika Amerika sibuk mengeluarkan biaya besar untuk menciptakan sebuah "Space Pen", Rusia hadir dengan solusi sederhana, mereka menggunakan Pensil.
Maknanya, Jadilah orang yang bisa memberi solusi dalam kondisi dan keadaan apapun bisa menjawab permasalahan yang ada, bahkan memberikan jalan keluar yang tepat.
Seindah-indahnya karya yang kita buat dengan pensil, maka semua tidak ada artinya tanpa ada yang menggerakannya.
Sebaik dan sesukses apapun kita semua terjadi karena atas kehendak Allah semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan karunia-Nya



Disainku Communication